UTS-4 My SHAPE

Signature Strengths: Perseverance, Curiosity, Humor, Love of Learning, Gratitude, Creativity, Empathy, Social Intelligence, Leadership, and Spirituality. (Disintesis dari pengalaman hidup, refleksi diri, dan pola kekuatan yang muncul dalam karya dan interaksi sehari-hari.)

Ringkasan 1 Halaman

Peran Inti: Pembelajar dan perancang sistem yang mengubah konsep menjadi karya nyata — membangun solusi digital dan ekosistem belajar yang bermakna. Misi: Menyalakan semangat belajar dan menghadirkan teknologi yang membawa kebermanfaatan sosial. Kekuatan Utama: Ketelitian, empati, kreativitas, daya juang tinggi, dan kemampuan menghubungkan ide dari berbagai bidang. Dampak yang Dituju: Membentuk generasi yang paham nilai, logika, dan kasih — lewat teknologi yang adil, pendidikan yang manusiawi, dan komunitas yang saling mendukung.

S — Spiritual Gifts

Karunia terbesar saya adalah keteguhan hati dan kemampuan melihat makna di balik setiap kesulitan. Saya belajar bahwa spiritualitas bukan hanya soal doa, tapi juga soal bagaimana kita bertahan, memaafkan, dan terus berbuat baik di tengah kekurangan. Dalam belajar maupun berkarya, saya ingin menyalurkan semangat itu: bahwa bahkan dari kondisi yang rapuh, sesuatu yang bernilai bisa tumbuh.

H — Heart (Minat dan Nilai Hidup)

Saya selalu tertarik pada teknologi yang menyentuh kehidupan nyata — terutama pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. Saya percaya, literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, tapi cara untuk membuka harapan. Hati saya ada pada proses “membuat orang lain mengerti,” entah melalui pengajaran, desain sistem, atau membangun aplikasi sederhana yang bisa membantu orang lain. Saya ingin teknologi terasa manusiawi — bukan sekadar rumus dan kode, tapi juga jembatan bagi empati.

A — Abilities (Kemampuan Andal)

Saya cukup bisa dalam analisis logika, manajemen ide, dan desain sistem. Saya juga punya ketelitian dan kesabaran yang tinggi — dua hal yang menolong saya saat menghadapi error di layar maupun “error” dalam hidup. Saya terbiasa bekerja mandiri maupun berkolaborasi, berpikir dalam pola besar tapi juga detail. Selain itu, kemampuan komunikasi dan menulis reflektif membantu saya menyampaikan ide rumit dengan cara yang sederhana dan bermakna.

P — Personality (Gaya Kerja dan Kolaborasi)

Saya reflektif, suka berpikir dalam, tapi juga adaptif terhadap perubahan. Dalam tim, saya cenderung menjadi penghubung — orang yang menenangkan suasana dan mengarahkan fokus ke solusi. Saya bekerja paling baik ketika punya ruang untuk berpikir bebas, tapi tetap punya tujuan jelas. Saya menghargai proses lebih dari hasil instan, karena saya percaya kualitas tumbuh dari perjalanan, bukan dari kecepatan.

E — Experiences (Pengalaman Pembentuk)

Saya dibentuk oleh perjuangan dari bawah — tumbuh dalam keterbatasan, berjuang masuk ITB setelah gagal, dan belajar hidup jauh dari rumah yang menjadi guru kesabaran. Setiap langkah membawa pelajaran: dari warung kecil yang mengajarkan arti bertahan, dari gap year yang menanamkan disiplin, sampai pertemanan yang membuat saya mengerti makna kolaborasi. Semua itu mengajarkan saya bahwa keberhasilan bukan garis lurus — tapi lintasan penuh belokan yang membentuk arah hidup.

Piagam Diri (Self-Charter)

Misi Hidup: Menggunakan ilmu dan teknologi untuk menumbuhkan manusia — bukan hanya cerdas, tapi juga berempati. Nilai Inti: Kejujuran, Ketekunan, Empati, Keadilan, dan Rasa Syukur. Peran Inti: Pembelajar seumur hidup, perancang sistem bernilai, dan mentor bagi mereka yang ingin tumbuh. Kompas Keputusan: Apakah ini membawa manfaat bagi orang lain? Apakah ini sejalan dengan nilai? Apakah saya masih menjadi manusia yang bersyukur? Janji Pelayanan: Hadir sepenuh hati, bekerja dengan makna, dan menebar keberanian untuk terus belajar meski dunia terasa berat.

Narasi 90 Detik — “Code of Purpose”

Saya Sirojul Firdaus — mahasiswa STEI-K ITB yang belajar melihat dunia bukan hanya lewat logika, tapi juga lewat rasa. Saya tumbuh dari lingkungan sederhana, dari warung kecil tempat saya belajar tentang tanggung jawab, sampai gap year yang mengajarkan arti sabar dan konsistensi.

Bagi saya, teknologi bukan sekadar barisan kode, tapi cara untuk memahami manusia — cara untuk menjembatani kesenjangan antara tahu dan peduli. Saya percaya, setiap baris program yang ditulis dengan niat baik bisa jadi bentuk doa yang berjalan dalam sistem.

Saya punya mimpi: membangun ekosistem pembelajaran digital yang bisa menyalakan semangat anak-anak dari daerah kecil — agar mereka tahu bahwa mimpi besar tidak hanya milik orang yang lahir di tempat besar.

Karunia saya ada pada kemampuan berpikir sistemik, mencipta, dan mendengar. Saya ingin terus belajar, membimbing, dan menciptakan karya yang bermakna — bukan untuk sekadar berhasil, tapi untuk berguna.

Sebab, pada akhirnya, yang membuat hidup berharga bukan seberapa tinggi kita naik, tapi seberapa banyak cahaya yang bisa kita bagi di sepanjang perjalanan.

✨ End of UTS-4 “My SHAPE” – Sirojul Firdaus ✨